Pengetahuan

Kali ini saya punya tema diskusi yang cukup menarik untuk di bahas, temanya sih biasa-biasa saja bukan tema yang aneh2 bahkan setiap hari pun kita berkutat dengannya, dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali, dari mulai dilahirkan sampai ajal kelak.
.
Seperti biasa untuk memulai diskusinya, saya mulai dengan satu pertanyaan harap dimaklum saya ini orangnya super bodoh dah gitu bego pula . 😦 jadi pertanyaan tuh makanan saya sehari2.
.
nah pertanyaan yang saya maksud yaitu :
.

apakah itu Pengetahuan…?

.
.

silahkan anda bantu saya untuk menjawab pertanyaan ini sehingga mudah2an jika pertanyaan ini bisa terjawab maka kita bisa menyimpulkan postingan diskusi yang sebelum ini bermodalkan pengetahuan 🙂

22 Responses to “Pengetahuan”


  1. 1 Mizzy December 25, 2009 at 4:45 PM

    Pengetahuan itu…

    Ilmu/hikmah yang diperoleh karena proses pembelajaran

    begitu kah?

  2. 2 Lambang Biru December 26, 2009 at 1:07 AM

    Oh, artikel sebelumnya masih belum disimpulkan dan ternyata sekarang ada permasalahan baru.

    Pengetahuan adalah kata benda abstrak dari tahu. Tapi tahu yang ini harap dibaca tauk, dan bukan makanan. 🙂

  3. 3 G3mbel December 26, 2009 at 4:27 AM

    @ Mizzy
    .

    Ilmu/hikmah yang diperoleh karena proses pembelajaran

    .
    yap demikian juga boleh, tapi alangkah lebih baiknya kita mulai dari sumber pengetahuan itu sendiri dari mana asalnya..?
    .
    lantas dengan cara apa kita memperolehnya sebab proses pembelajaran itu sungguh sangat beragam.
    .
    nah ada hal lain yang menurut saya perlu dibedakan antara “informasi” dan “pengetahuan” . anda tahu bedanya dimana ( awalnya hanya masalah definisi saja kok ) ..?
    .
    anda menyebutkan bahwa pengetahuan itu adalah hasil dari satu proses pembelajaran
    .
    kalau boleh saya tambahkan bahwa tidak ada hasil akhir dari pengetahuan sebab sebagai mana anda sebutkan bahwa hal ini berasal dari satu proses. dan saya tambahkan lagi bahwa kita tidak bisa memastikan kapan proses ini akan selesai.
    .
    konsekuensi dari suatu proses yang terus menerus maka sifat keterbukaan merupakan satu keniscayaan.
    .
    makanya derajat pengetahuan seseorang itu salahsatunya bisa diukur dari keterbukaan pemikirannya akan segala hal. 🙂
    .
    .

    @ lambang Biru
    .
    ini kok ada kembarannya Lambang Islam Abangan apakah ini adiknya atau kakaknya…? 😆
    .

    Pengetahuan adalah kata benda abstrak dari tahu. Tapi tahu yang ini harap dibaca tauk, dan bukan makanan.

    .
    ooh kirain tahu saudaranya tempe , ya pengetahuan memang kata benda abstrak, sedangkan mengetahui dan diketahui termasuk jenis kata kerja aktif dan pasif. 🙂

  4. 4 batjoe December 26, 2009 at 5:13 AM

    pengetahuan adalah

    informasi yang dapat diketahui/disadarin oleh seseorang tetapi tidak dibatasin oleh konsep, tiori, prinsif dan juga prosedur yang secara alamiah terbuka (luas) dalam hati agar dapat ditarik saru garis mana yang benar dan mana yang salah……

    yang kemarin ttg cinta kok belum selesai “resumenya” jangan gigantung mas ilmu pengetahuannya entar tanggung jawabnya berat di akhirat kelak..

    kasihlah sedikit ilmu walapun sedkit tapi dapat bermanfaat bagi sesama..

    salam gantung-gantungan aja heheheheheh

  5. 5 eMina December 26, 2009 at 9:31 AM

    Adalah ilmu. Pembelajaran. Utk berproses.

  6. 6 Ibeng December 26, 2009 at 4:05 PM

    Pengetahuan
    pengen-tahu-an
    tahu
    tahu-tahu-an
    siapa yang pengen-tahu-an/wan

  7. 7 Ibeng December 26, 2009 at 5:43 PM

    Berawal dari keingintahuan

    lalu,lalu-lantas hadirlah si-iwan
    maka di sebutlah dia ‘pengetahuan’
    demikianlah penuturan kakek buyut saya.

  8. 8 Fitri December 27, 2009 at 1:58 AM

    Pengetahuan??? Ilmu yang didapat dari hasil daya pikir, proses, dan pembuktian yang dilakukan oleh manusia. Salam kenal.

  9. 9 G3mbel December 27, 2009 at 3:56 AM

    @ batjoe
    .

    informasi yang dapat diketahui/disadarin oleh seseorang tetapi tidak dibatasin oleh konsep, tiori, prinsif dan juga prosedur yang secara alamiah terbuka (luas) dalam hati agar dapat ditarik saru garis mana yang benar dan mana yang salah……

    .
    ya ini juga bisa mas, meskipun sebetulnya saya mencoba membedakan antara pengertian informasi dan pengetahuan agar selajutnya kita mampu membedakan antara “tahu” dan “tidak tahu” secara benar.
    .
    sehingga ketika kita betul2 menyadari akan keadaan ketahuan dan ketidaktahuan maka mudah2 selanjutkan kita bisa tersesat kejalan yang benar dan bisa terhindar dari beristikomah dalam kemahatahuan 😆 ,
    .
    awas loo….!!! jangan ada yang protes, pokoknya saya ini orang yang paling benar sedunia akhirat 👿 😆
    .
    kalau menurut definisi versi saya informasi itu adalah penjelasan tentang suatu hal yang bersumber dari orang lain ( terkait dengan subjek ) dan persepsi tentang suatu hal yang dijalankan oleh panca indra ( terkait dengan objek )
    .
    jadi jelas sudah bahwa informasi itu tidak bisa diklasifikasikan sebagai jenis pengetahuan sebab pengetahuan muncul hanya sebagai buah dari proses pemaknaan terhadap sesuatu. 🙂
    .
    contohnya begini :
    .
    anda tahu bahwa Allah itu ada dari mana…?
    .
    mungkin jawabannya bisa beragam :
    – dari AQ
    – dari pak ustad
    – dari orang tua saya
    – dari temen
    dari pacar saya 😆
    – dari wangsit :mrgreen:
    .
    menurut versi saya beragam jawaban dari satu pertanyaan di atas hanya mengacu pada informasi saja alias katanya itu 😆 dan sudah tentu belum bisa di katagorikan jawaban atas dasar pengetahuan.
    .

    agar dapat ditarik saru garis mana yang benar dan mana yang salah……

    .
    duuh mas kalau sampai pada sudah diketahui ada benar dan salah itu terlampau berat mas. justru biang kekacauan itu gara2 banyak orang yang merasa telah menemukan yang benar dan begitu maha yakinnya menemukan yang salah 😦
    .
    padahal benar dan salah itu sungguh sangat relatif tergantung dari acuan/pijakan penilaian.
    .
    nah yang paling penting itu adalah pengetahuan/makna yang ada di balik benar dan salah itu sendiri. . yang demikian inilah bisa dikatagorikan sebagai puncak pengetahuaan. 🙂
    .

    yang kemarin ttg cinta kok belum selesai “resumenya” jangan gigantung mas ilmu pengetahuannya entar tanggung jawabnya berat di akhirat kelak..kasihlah sedikit ilmu walapun sedkit tapi dapat bermanfaat bagi sesama..

    .
    iya mas ntar bisa di sambung lagi kok, kan supaya ada yang yg penasaran :mrgreen:
    .
    salam penasaran 😆 😆
    .
    .
    @ eMina
    .
    .

    Adalah ilmu. Pembelajaran. Utk berproses.

    .
    yap , jawaban singkat dan padat namun bisa langsung tertuju ke pokok permasalahan.
    .
    nah mudah2han saja dari proses itu kita benar2 menyadari akan pengetahuan sehingga berlaku apa kata pepatah derajat orang terkait dengan pengetahuan itu diantaranya :
    1. orang yang benar2 tahu bahwa dirinya memang tahu ( haqqul yakin )
    2. orang yang benar2 tahu bahwa dirinya memang tidak tahu ( tahu diri )
    3. orang yang tidak tahu bahwa dirinya memang tidak tahu.
    4. orang yang merasa/mengaku tahu padahal sebenarnya tidak tahu .
    .
    .
    @ Ibeng
    .

    Berawal dari keingintahuan
    lalu,lalu-lantas hadirlah si-iwan
    maka di sebutlah dia ‘pengetahuan’
    demikianlah penuturan kakek buyut saya

    .
    waah hebat tuh si Iwan bisa jadi perpustakaan berjalan :mrgreen:
    .
    @ Fitri
    .

    Pengetahuan??? Ilmu yang didapat dari hasil daya pikir, proses, dan pembuktian yang dilakukan oleh manusia. Salam kenal.

    .
    yap begitu juga bisa yang terpentingkan prosesnya itu mesti dijalani sehingga buahnya tinggal kita raih kelak 🙂
    .
    ya salam kenal kembali 😛

  10. 10 Lambang Biru December 27, 2009 at 12:28 PM

    Protes… protes… 👿

    kalau menurut definisi versi saya informasi itu adalah penjelasan tentang suatu hal yang bersumber dari orang lain (terkait dengan subjek) dan persepsi tentang suatu hal yang dijalankan oleh panca indra (terkait dengan objek)
    .
    jadi jelas sudah bahwa informasi itu tidak bisa diklasifikasikan sebagai jenis pengetahuan sebab pengetahuan muncul hanya sebagai buah dari proses pemaknaan terhadap sesuatu. 🙂

    Kalimat pertama saya setuju, walaupun seharusnya cukup panca indra saja, karena penjelasan dari orang lainpun juga masuk melalui panca indra. 😎

    Kalimat kedua, na ini yang ngga setuju. Menurut saya, pengetahuan adalah bagian dari informasi, dan informasi adalah bagian dari data (ini menurut teori manajemen informasi, ngga tahu kalau menurut teori filsafat, metafisis atau supranatural). Semua item (benda, manusia, alam) itu memiliki data. Data ini masuk melalui panca indra dan dipilah-pilah mana yang bisa menjadi informasi, atau mana yang “diperkirakan bisa” menjadi informasi, dan mana yang cukup dibuang saja karena berupa data sampah. Data ini kemudian diolah oleh otak untuk menjadi informasi, dan kemudian dipilah-pilah lagi mana yang menjadi pengetahuan, dan mana yang cukup dibuang saja karena ternyata hanya informasi sampah.

    Supaya lebih mantap, harus pakai analogi dan contoh. :mrgreen:

    Diasumsikan ada pink-matter (bukan black-matter) di jagad raya ini. Pink-matter ini jelas memiliki data berupa karekteristik dan sifat materi itu sendiri. Karena manusia belum bisa mengindera pink-matter, maka data ini belum menjadi informasi. Sendainya nanti manusia sudah bisa mengindranya, maka itu akan menjadi informasi.
    Setelah informasi itu digabungkan dengan berbagai bukti ilmiah yang lain (hasil observasi di laboratorium) maka informasi itu akan menjadi pengetahuan tentang pink-matter. Dan informasi itu akan sampai kepada kita hanya melalui “katanya”. Kata textbook atau kata Internet. Bukan menyaksikan sendiri. 🙂

    Jadi pengetahuan itu tidak selalu hanya muncul dari persepsi, tetapi bisa juga berasal dari informasi dan data yang valid, sudah dibuktikan berdasarkan panca indra atau saksi mata, sudah dibuktikan dari hasil percobaan di laboratorium, atau sudah disepakati sebagai kesepakatan universal, seperti misalnya matematika 1 + 2 = 3. Ini bukan persepsi, tapi kesepakatan universal.

    Ini hanya sharing pendapat, “upaya untuk penyamaan persepsi” dan menguji apakah pendapat saya masih bisa dianggap logis oleh persepsi orang lain. Bukan “untukmu persepsimu dan untukku persepsiku” 👿 :mrgreen:

    Bukankah perbedaan persepsi itu satu keniscayaan? 😉 :mrgreen:

    Oiya, komen saya ini akan menjadi mentah lagi kalau dijawab bahwa membaca textbook itu hanyalah persepsi terhadap textbook itu sendiri. 😆

  11. 11 illuminationis December 27, 2009 at 2:54 PM

    Pengetahuan yang disebut Bung Gembel ini IMHO merujuk kepada pengetahuan yang datangnya dari dalam diri (inward), bukan dari obyek di luar diri. 😎

  12. 12 G3mbel December 27, 2009 at 10:40 PM

    @ Lambang Biru
    .

    Protes… protes… 👿

    .
    ada apa antum protes sama ana , ya bolehlah protesnya bisa di tampung dulu :mrgreen:
    .
    Al-mukarram As syech K.H. G3mbel Gombal Gambel Al-Majnuni wa Al-kapiri * 😆 😆
    .

    Kalimat pertama saya setuju, walaupun seharusnya cukup panca indra saja, karena penjelasan dari orang lainpun juga masuk melalui panca indra. 😎

    .
    media/alat pengindraan itu tidak bisa di batasi sekedar 5 saja jumlahnya sebab bisa saja ada indra ke- enam , ke-tujuh bahkan sampai ke-10.
    .
    jadi terlalu naif saja bila kita hanya membatasi indra itu hanya 5. bahkan sebenarnya indra yang lebih tinggi itu akan tumbuh dan terbuka secara nyata jika ke-5 indra itu dimatikan. intinya kan Cuma fungsi otak saja sebab indra itu kan sebatas media saja. contoh nyatanya Stepen Hawking atau Helen Keler, dia bisa mengolah informasi yang entah dari mana asalnya hingga menghasilkan data2 yg bisa d terima oleh orang normal secara indrawi fisis.
    .
    contoh lain lagi paranormal yang doyan duit , dia bisa mengetahui informasi tentang sesuatu melalaui subjek non fisis entah apakah itu jin atau tuyul atau apalah itu tapi dia bisa mendapatkan informasi tidak melalui panca indra.
    .
    trus kalau pake konsep nabi dan rosul ala agama Ibrahimi. para rosul itu memperoleh ilham/wahyu d terima pake indra apa…? 🙄 yang jelas mereka bisa tau tentang sesuatu padahal sebelumnya belum tau. tentu sumber informasi ini dari subjek entah malaikat, jin atau setan. saya tidak tahu alias tidak tempe. 😆
    .
    nah beda lagi dengan persepsi. namun syarat mutlak persepsi itu adalah “realitas” apakah itu semu/nyata. jadi mustahil orang itu bisa mempersepsikan sesuatu jika tanpa keberadaan realitas. kalau kata bung Mandra itu kalau gak ada realitas, dia jujur berceloteh tauk ah gelap atau aseupnye masih tebel brurrr… :mrgeen: 😆
    .
    jadi pendeknya persepsi itu adalah gambaran mental dalam otak baik itu hasil dari proses pengindraan atau ada dengan sendirinya. 😀
    .
    jadi yang namanya persepsi itu lansung bersentuhan dengan realitas tanpa melalui perantara subjek kedua, ketiga dsb. nah pengetahuan itu adalah buah dari persepsi tapi bukan hasil dari informasi.
    .
    begidulah saya coba membedakan informasi dan pengetahuan itu. dan saya tekankan di sini bahwa ini adalah definisi saya jadi saya tidak melarang jika anda protes atau gak setuju laa wong ini hasil persepsi saya kok jadi suka-suka saqya aja atuh , lah antum apa urusannya. 😆
    .

    Kalimat kedua, na ini yang ngga setuju. Menurut saya, pengetahuan adalah bagian dari informasi, dan informasi adalah bagian dari data (ini menurut teori manajemen informasi, ngga tahu kalau menurut teori filsafat, metafisis atau supranatural). Semua item (benda, manusia, alam) itu memiliki data.

    .
    mengacu pada uraian saya di atas jadi saya mencoba mengambil kesimpulan bahwa informasi itu adalah bagian dari persepsi dan persepsi itu akan melahirkan pengetahuan. jadi informasi berbeda dari pengetahuan meskipun terkadang seolah hampir sama.
    .
    terkait dengan si sains dengan segala tetek bengeknya saya hanya bisa bersabda bahwa “ mustahil di temukan kebenaran dalam sains paling mentok hanya pada masalah relatifitas saja sebab jangankan si sains yg masih bocah ingusan la wong emanya saja yaitu nyonya filsafat ujung-ujungnya pasti mentok di masalah dualitas apalagi anaknya….!!!!
    .
    jadi ya begitulah… malah mbah moyang sains modern mbah Einstein hanya mampu memformulasikan teori relatifitas bukan teori kebenaran. bahkan kita sama –sama ketahui bahwa keberadaan suatu teori itu bisa gugur jika di temukan teori baru yang lebih meyakinkan dan lebih dapat d terima oleh prinsip2 sains fisis.
    .
    dan keberadaan teori itu masih dalam wilayah satu hukum pasti yang sangat sulit di persepsikan.
    .
    ujung2nya orang mencari kebenaran yang ada diluar lingkup materi sebab alam materi bagi mereka yg menggeluti spiritualitas/ saintis adalah maya/semu jauh sebelum si mbah Einstein menemukan hukum kesetaraan energi dan materi.
    .
    jadi saintis d alam fisis tuh sebenarnya mereka mustahil menguak misteri kehidupan sebab sains dunia fisis terbentur oleh kerangka pasti yaitu materi fisis beserta ruang dan waktu fisis pula. di luar itu mereka nyerah angkat tangan. tapi tetep aja masih ada yg ngeyel, jumawa dan sesumbar bahwa sains bisa menjawab semuanya. nah orang ini bagi saya bisa d katagorikan orang yang tak tau malu n tak tau “diri” pula.. !!! 😆
    .
    jadi sains bagi saya tuh hanya sekedar media bantu saja kok, dan saya justru lebih nyaman menggunakan sains itu sebagai metaphora bagi sains yang lebih tinggi lagi yaitu sains metafisis 😆
    .

    seperti misalnya matematika 1 + 2 = 3. Ini bukan persepsi, tapi kesepakatan universal.

    .
    mas Lambang pernah belajar analisis Numerik sama aljabar Linier gak…? , kata dosen saya dulu, matematika itu hanya permainan simbol saja kok. hanya kumpulan teorema dan postulat saja jadi terserah si pemainnya saja mau di gimanain .
    .
    jadi matematika itu hanya sekedar alat bantu abstraksi agar di temukan suatu ke presisian dan keakuratan dalam penalaran.
    .
    contohnya : 1 + 1 berapa…? 🙄
    .
    apalagi jika matematika diaplikasikan dalam ilmu terapan waah permasalahannya jadi lebih ruwet lagi lah.
    .
    tapi saya ini jujur bukan tipikal orang yang cenderung berpikir teoritis dan mekanistis saya lebih suka cara berbikir konseptual saja. sebab dengan memahami konsep hal yang bersifat teoritis , mekanistis, teknis dan praktis bisa di kerjakan belakangan itu pun kalau ada waktu yg masih tersisa 😆
    .
    saya coba tekankan sekali lagi bahwa derajat ilmu matematika itu tidak lebih tinggi dari imajinasi. makanya si mbah Einstein pernah ngomong : “ imajinasi jauh lebih berharga dari sekedar ilmu pasti “ . trus dia pun pernah berseloroh “ apakah kemampuan matematika anda buruk…? ketahuilah bahwa kemampuan matematika saya jauh lebih buruk lagi “
    .
    dan ketika awal2 karirnya dalam dunia sains sebenarnya Einstein di bantu oleh Mileva, wanita yg kemudian jadi istrinya sebab pada awalnya kemampuan matematika dan fisika Mileva jauh di atas Einstein namun toh Einstein pun bisa menyalipnya hanya dengan bermodalkan imajinasinya yg super gila 😆
    .
    kalau gak salah uang hadiah nobel fisikanya ia hadiahkan semuanya kepada Mileva wanita yg sudah jadi mantan istrinya. * kalau anda penasaran silahkan baca dalam surat2 cinta Einstein *
    .
    * ternyata si mbah ini tipikal cowo romantis juga ya… 😆 😆 *

    Oiya, komen saya ini akan menjadi mentah lagi kalau dijawab bahwa membaca textbook itu hanyalah persepsi terhadap textbook itu sendiri

    .
    iya mbah saya bisa mengerti kok :mrgreen:
    .
    .
    tuh kan jawaban saya jadi kependekan n ngelantur ke sana kemari * 😯
    .

    @ Iluminationis
    .

    Pengetahuan yang disebut Bung Gembel ini IMHO merujuk kepada pengetahuan yang datangnya dari dalam diri (inward), bukan dari obyek di luar diri.

    .
    akhirnya ada juga orang yang bisa mengerti apa yang saya maksud :mrgreen: jangan2 si mbak ini soulmate saya 😆

  13. 13 Gentole December 28, 2009 at 3:26 AM

    tahu itu temennya tempebeing; moda mengada; sulit untuk dipastikan apakah pengetahuan itu berasal dari dalam (inward) atau dari luar (external); yang jelas proses mengetahui itu ada; manusia ada dalam tahu; tahu bahwa dirinya ada; tahu bahwa dirinya tahu. tidak ada subyek atau obyek; mengetahui sebagai kata kerja dan pengetahuan sebagai kata benda dari proses dan obyek yang diketahui itu identik; pengetahuan adalah Roh yang merealisasikan dirinya sendiri. That’s my two cents.

  14. 14 m4stono December 28, 2009 at 4:04 AM

    pengetahuan…hmmm…apa yah….

    setahu saya pengetahuan itu asalnya dari kata “tahu” tahu itukan dari kedelai :mrgreen: dan kedelai itu tumbuh dari dalam tanah yg sebelumnya ditanam biji kedelai, ketika kita menanam sebuah informasi maka pilihlah informasi yg berkualitas dan tanam lah informasi itu didalam diri/sanubari dan dipupuk dgn kejernihan akal, maka akan tumbuh pohon pengetahuan dari dalam diri kita, itulah pengetahuan…kao sekedar informasi itu belum tentu tahu/mengerti….biasanya kalo tidak tahu/mengerti maka informasi itu akan dianggap sampah/disepelekan, maka kalo tidak ngerti/paham tidaklah dikategorikan sebagai pengetahuan tapi hanya sebatas infromasi…hihi bocor alus :mrgreen:

  15. 15 G3mbel December 29, 2009 at 3:09 AM

    @ Gentole
    .

    tahu itu temennya tempe being; moda mengada; sulit untuk dipastikan apakah pengetahuan itu berasal dari dalam (inward) atau dari luar (external); yang jelas proses mengetahui itu ada;

    .
    yap, demikianlah tahu memang berada pada being ( sesuatu yang tak terdefinisi ) . maka dari itu manusia lebih tepat di sebut human being ( suatu mahluk ) dalam arti suatu mahluk yang belum ada definisi pasti sebab manusia secara hakiki tidak bisa di definisikan dari aspek fisiknya semata.
    .
    malah nilai manusia itu sebenarnya terletak pada aspek non fisisnya, entah pada jiwanya atau rohnya atau apalah itu. yang jelas bukan terletak pada aspek fisisnya sebab jika demikian apa bedanya manusia dengan binatang…?
    .
    maka dalam biologi manusia termasuk dalam klasifikasi hewan mamalia jenis primate, yang berkembang menjadi homo sapien/ the great apes atau jenis kera yang tercerdas. :mrgreen:
    .
    being itu berada pada wilayah noumena / wujud absolut yang selanjutnya “mengada”/mengejewantah. atau dengan kata lain menjadi “fenomena”.
    .
    fenomena inilah yang menjadi objek pengetahuan pada umumnya padahal pengetahuan yang sebenarnya ada di balik semesta “fenomena” atau berada pada wilayah noumena .
    .
    maka dari itu menurut terminologi umum dalam pengetahuan selalu ada subjek ( yang mengetahui dan objek ( yang diketahui ) . inilah yang sering dikenal dengan dualisme pengetahuan itu. proses sebenarnya adalah pengenalan subjek dan objek secara kontinu dan intens sehingga pada akhirnya kelak akan berbuah pengetahuan ( pencarian diri oleh diri )
    .
    ketika ilusi subjek dan objek ini sirna maka jadilah “dia” yang mengetahui dan diketahui dalam satu hakikat dari sini maka lahirlah pengetahuan
    .

    pengetahuan adalah Roh yang merealisasikan dirinya sendiri.

    .
    ini pake terminologi agama ibrahimi ya… , yap demikianlah lebih tepatnya adalah roh kudus ( inti utama dari roh ) sebab roh adalah dzat universal dari sesuatu yang sangat suci.
    .
    kalau pake terminologi hindu di kenal dengan atman atau inti jiwa individu yang berasal dari brahman.
    .
    ketika tabir/ilusi individu ini tersingkap maka atman tiada lain adalah brahman itu sendiri.
    .
    .
    @ M4stono
    .
    .

    setahu saya pengetahuan itu asalnya dari kata “tahu” tahu itukan dari kedelai :mrgreen: dan kedelai itu tumbuh dari dalam tanah yg sebelumnya ditanam biji kedelai.

    .

    wah ini ilustrasi jawaban yang paling jenius dari wong bocor alus….!!! 😆
    .
    memang begitu Kang…
    .
    tahu…, tempe… terbuat dari kacang 😆
    .
    kacang apakah itu…? :mrgreen:
    .
    tentunya kacang kedelai 😆
    .
    jadi yang paling tahu si tahu dan si tempe itu adalah emanya yaitu nyonya Kedelai.
    .

    ketika kita menanam sebuah informasi maka pilihlah informasi yg berkualitas dan tanam lah informasi itu didalam diri/sanubari dan dipupuk dgn kejernihan akal, maka akan tumbuh pohon pengetahuan dari dalam diri kita

    .
    demikianlah bahwa pengetahuan tentang “diri” pada mulanya adalah pengetahuan yang di dapat melalui pengindraan fisik. setelah di dapatkan informasi berupa gambaran mental objek fisik maka dilanjutkan dengan pengenalan entitas di balik jasad fisis yang akhirnya berakhir pada pengetahuan tentang “diri” yang akan melahirkan pengetahuan

  16. 16 Mizzy December 29, 2009 at 7:39 PM

    Informasi adalah sesuatu yang didengar, dilihat… Semacam berita gitu deh, yg setelah mendengar/melihat kita jadi tahu.

    Kalau pengetahuan itu adalah sesuatu yang didengar, dilihat dan dipahami, juga dimengerti yang darinya kita mendapat sebuah pembelajaran.

    Begitu kah? 😕

    *baru dapet wangsit*

    *kembali ke gua petapaan*

    😎

  17. 17 Kurotsuchi December 31, 2009 at 4:45 PM

    urun rembug, belum ada orang bodo yang kasih pendapat, so let me be the first:

    pengetahuan ialah informasi/ilham yang menjadikan seseorang menjadi tahu/paham akan suatu proses/kejadian, atau terhadap suatu benda, permasalahan, dan apa-apa yang terkait dengannya. dan merujuk ke opininya bu sukma, untuk memperoleh pengetahuan ini seseorang harus melalui proses pembelajaran, dan disertai dengan hidayah dari Tuhan.

    kurang lebih gitu 😐

  18. 18 Lambang Emha December 31, 2009 at 7:48 PM

    Pengetahuan itu berasal dari kata “tahu”.
    Jika ditambah dengan simbol kata “n” yang hanya sekedar alat bantu abstraksi agar di temukan suatu makna dalam penalaran, maka itu akan menjadi kata “tahun”.

    Kata “tahun” sendiri bukanlah merupakah realitas atau persepsi karena itu hanyalah bagian dari kumpulan teorema dan postulat saja jadi terserah si pemainnya saja “tahun” itu mau diartikan apa.

    Oleh karena itu, Selamat Tahun Baru prof.
    Semoga semakin sukses dan semakin imajinatif dalam ruang sains metafisis.

    Salam hangat selalu. 🙂

    *pada dasarnya, ucapan tahun baru untuk seorang profesor pakar filsafat memang harus berliku-liku* :mrgreen:

  19. 19 lambrtz January 3, 2010 at 6:08 AM

    Saya ngikut Mas Lambang Emha. 😀

    “Pengetahuan” itu berasal dari kata “tahu”. Artinya kurang lebih proses mengubah sesuatu menjadi “tahu”. Misalnya, “pengetahuan mobil” itu proses mengubah mobil menjadi tahu. Saudaranya “pengetahuan”, seperti kata Bung Gentole, adalah “pengetempean”.

    Disclaimer: menurut saya, secara tata bahasa penjelasan ini masuk akal. 😀

    *kaburrrr*

  20. 20 G3mbel January 4, 2010 at 2:13 AM

    @ Mizzy
    .

    Informasi adalah sesuatu yang didengar, dilihat… Semacam berita gitu deh, yg setelah mendengar/melihat kita jadi tahu.

    .
    begitu juga bisa, tapi saya lebih suka menempatkan informasi itu sebagai masukan ( input ) dari suatu proses. jadi jangan langsung menjadikan informasi itu sebagai acuan sebelum teruji betul kesahihannya. informasi hanyalah sekedar informasi tak lebih.
    .

    Kalau pengetahuan itu adalah sesuatu yang didengar, dilihat dan dipahami, juga dimengerti yang darinya kita mendapat sebuah pembelajaran.

    .
    yap demikianlah , pengetahuan itu adalah buah dari proses sehingga sudah tidak ada lagi proses aktif dalam upaya mendapatkannya.
    .
    sebagai contoh : saya mendengar informasi tentang tuhan ini kalimat akan sangat berbeda jika awalan me dirubah menjadi di sehingga informasi tentang tuhan di dengar olehku kalimat yang pertama adalah sebagai upaya untuk meraih suatu pengertian sebab ada usaha aktif disana sedangkan kalimat kedua lebih kepada pemahaman tentang informasi.
    .
    jadi urutan tingkatan pengetahuan itu adalah didengar, dimengerti, dipahami, dirasakan dan disatukan .
    .
    tingkatan tertinggi pengetahuan adalah ketika kita sanggup merasakan realitas tertinggi dan turut menyatu dengannya. 😀
    .

    *kembali ke gua petapaan*

    .
    udah lah sekarang gak usah bertapa lagi ntar kerjaannya gak selese2 :mrgreen:
    .
    .
    .
    @ Kurotsuchi
    .

    urun rembug, belum ada orang bodo yang kasih pendapat, so let me be the first:

    .
    wah sampean masih mending bodo saya ini justru ultra bodo 😦 jadi mari gabung kita cari tau bersama-sama 😀
    .

    pengetahuan ialah informasi/ilham yang menjadikan seseorang menjadi tahu/paham akan suatu proses/kejadian, atau terhadap suatu benda, permasalahan, dan apa-apa yang terkait dengannya.

    .
    ya memang demikian bahwa bentuk-bentuk pengetahuan itu beragam , akan tetapi puncaknya adalah satu kepahaman yang benar akan sesuatu. biasanya sesuatu itu adalah persepsi yg benar akan satu bentuk realitas yang nantinya akan dijadikan acuan dalam bersikap dan bertindak.
    .

    dan merujuk ke opininya bu sukma, untuk memperoleh pengetahuan ini seseorang harus melalui proses pembelajaran, dan disertai dengan hidayah dari Tuhan.

    .
    perlu saya tekankan sekali lagi disini bahwa tidak ada pengetahuan tanpa proses pembelajaran , artinya jika kita hanya sebatas mendengar atau melihat saja maka itu jelas hanya sebatas informasi akan tetapi pengetahuan itu adalah pengalaman ril/empirik dimana syaratnya adalah kita harus benar2 mengalami.
    .
    sebagai contoh bisakah kita menjelaskan makna “cinta” kepada keponakan kita yang masih duduk di kelas 3 SD. tentu saja kita bisa, tapi itu akan menjadi percuma sebab itu hanya sebatas informasi saja yang sudah pasti si ponakan tidak akan mengerti terlebih lagi paham sebab syarat utama faham masalah cinta-cinta-an yaitu harus pernah mengalami sendiri itu pun belum tentu langsung paham. jangankan anak SD saya aja yang sudah bangkotan gini masih belum paham benar “cinta” itu apaan :mrgreen:
    .

    seseorang harus melalui proses pembelajaran, dan disertai dengan hidayah dari Tuhan.

    .
    betul itulah poin terpenting. ada satu kisah yang bisa kita ambil hikmahnya. kisah nabi dan rosul. suatu ketika Moses / Musa diperintahkan untuk menuntut ilmu kepada Khidir.
    .
    tentunya anda sudah tau cerita lengkapnya bukan ? , bahwa Musa diperkenankan menuntut ilmu kepada Khidir dengan syarat Musa tidak boleh bertanya dan mencegah apa yang Khidir perbuat, dan Musa pun menyanggupinya.
    .
    kalau tidak salah Khidir itu melakukan tiga hal yang jika dipikirkan oleh akal biasa sungguh sulit di nalar. Khidir itu melakukan tiga hal yaitu melobangi perahu, membunuh seorang anak, dan membetulkan rumah penduduk orang miskin.
    .
    Musa tidak kuasa untuk diam menyaksikan malah selalu bertanya pada Khidir akan maksud perbuatannya sehingga Musa melanggar kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.
    .
    disini jelas bahwa Musa tidak tahu maksud dan kejadian sebenarnya oleh karena itu ia bertanya tapi hal ini di luar aturan main sehingga Musa gagal total sebab dia selalu bertanya bahkan menyalahkan Khidir atas segala perbuatannya. ini pertanda bahwa Musa meskipun telah berpredikat sebagai nabi dan rosul , masih belum layak untuk mendapatkan pengetahuan yang sebenar2nya pengetahuan atau dengan kata lain pengetahuan akan realitas yang sangat tinggi dimana dimensi ruang dan waktu itu telah sirna .
    .
    di akhir petualangannya Khidir menceritakan alasan segala perbuatannya kepada Musa dan Musa pun merasa malu . sebelum berpisah dengan Musa , Khidir mengatakan bahwa segala perbuatannya bukanlah atas dasar keinginannya/kehendaknya semata dan segala pengetahuan yang terkait dengannya bukanlah pengetahuan miliknya. kalau demikian lantas kehendak siapa dan pengetahuan siapa? 🙄
    .
    inilah yang mungkin yang anda maksud sebagai hidayah Tuhan sebab tanpa hidayah Tuhan sungguh manusia itu adalah mahluk yg sama sekali tak berpengetahuan/ mutlak sekali bodohnya.
    .
    maka dalam sembahyang orang muslim senantiasa meminta ditunjukan jalan yang lurus/benar sebab tanpa hidayah-Nya sungguh manusia tak akan mampu.
    .
    sebagai metapora kita bisa ambil contoh pohon padi. semakin tua padi itu akan semakin berisi sedangkan padi yang buahnya masih muda akan terlihat tegak berdiri. kenapa padi yang sudah tua/berisi semakin merunduk? sebab berusaha sekuat tenaga pun tetap saja padi yg berisi itu sulit untuk tegak, begitupun untuk padi yang masih muda diusakan untuk merunduk pun sungguh tidak bisa merunduk sebab gak ada isinya.
    .
    jadi intinya orang yang bener2 berpengetahuan itu sangat sulit untuk sombong sebab dia sangat sadar akan dirinya serta tahu benar dari mana pengetahuan itu berasal 😦

  21. 21 G3mbel January 4, 2010 at 2:19 AM

    @ Lambang Emha
    .

    Pengetahuan itu berasal dari kata “tahu”.
    Jika ditambah dengan simbol kata “n” yang hanya sekedar alat bantu abstraksi agar di temukan suatu makna dalam penalaran, maka itu akan menjadi kata “tahun”.

    .
    hehehe… 😆 mas Lambang ini imajinasinya semakin hari makin gila tenan. 😆
    .
    ya demikianlah kalau di selidiki lebih jauh lagi “tahu” dan “tahun” itu ada hubungan keterikatan yang sangat erat. ini pun menurut imajinasi saya loh 😆
    .
    “tahu” dipersepsikan sebagai simbol “kedewasaan” sedangkan “tahun” dipersepsikan sebagai simbol “gerak” yang akan melahirkan sistem waktu mekanis.
    .
    perlu diketahui bahwa tidak akan ada waktu jika tanpa ada gerak. dan tidak akan ada perubahan jika tanpa ada gerak pula.
    .
    jadi jelas ada korelasi dan kausalitas signifikan antara kata “tahu” , “kedewasaan” , “gerak” dan “tahun” 😆
    .
    dengan bekal hasil diskusi sebelumnya tentu kita bisa mengerti fenomena alam terkait dengan manusia, bahwa ada sebagian orang yang dewasa seiring dengan pergantian tahun dan ada pula orang yang justru malah hanya semakin tua saja sementara dirinya stagnan terus di sifat dan karakter anak-anak.
    .
    kita sekarang bisa paham kenapa nilai manusia ( secara relatif ) itu sungguh bisa berbeda padahal secara fisik usianya sama.
    .
    bahkan adakalanya orang yang masih muda memiliki peringkat yang lebih tinggi di banding mereka2 yang usianya lebih tua.
    .
    apa hal yang menyebabkan semua ini bisa terjadi? tiada lain dan tiada bukan bahwa manusia itu diberikan kebebasan untuk berkendak dan bertindak sehingga dengan dua hal ini akan membentuk pribadinya kelak 🙂
    .
    untuk keterkaitan antara “tahu” , “tahun” dan “tuhan” ntar di bahas lagi oleh mas Lambang :mrgreen:
    .

    Oleh karena itu, Selamat Tahun Baru prof.
    Semoga semakin sukses dan semakin imajinatif dalam ruang sains metafisis.

    .
    iya terima kasih atas ucapannya semoga di tahun ini kita bisa meraih hasil optimal dari segala yang kita usahakan kelak 🙂
    .

    *pada dasarnya, ucapan tahun baru untuk seorang profesor pakar filsafat memang harus berliku-liku*

    .
    wah bisa aja nih si Mas ngilitikinnya 😆 , iya nih mas saya juga ngucapin selamat tahun baru aja wish u all the best . dan mohon maaf akhir2 ini jarang update blog sebab ada kendala teknis gitu. semoga kedepannya bisa lancar. 🙂
    .
    * suguhin mas Lambang jus kincir angin bisa sama pusing * :mrgreen:
    .
    .
    .
    @ lambrtz
    .

    Saudaranya “pengetahuan”, seperti kata Bung Gentole, adalah “pengetempean”.

    .
    iya begitulah memang untuk sampe ke “pengetempean” itu cukup berat biar itu urusan bung Gentole aja 😆 mending “tahu” aja deh lebih empuk dan nikmat di lidah apalagi pake sambel kecap dan tahunya masih panas abis di goreng, di jamin muantaap 😆
    .
    nah untuk kacang kedelai ( emanya si tahu dan si tempe ) ini jauh lebih berat lagi biar yang ini khusus buat mas Lambang sama M4stono aja soalnya mereka berdua kan dah dewasa jadi tahu bener masalah beginian :mrgreen:

  22. 22 Snowie February 13, 2010 at 6:19 PM

    Oh, ternyata ini kelas filsafat…

    *mengendapendappergi*


Leave a comment




jadwal pentas

December 2009
S M T W T F S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

jumlah kunjungan

  • 7,753 hits

tamu istimewa

  • None