Quote of the life time

 

 

The formula of my happiness: a Yes, a No, a straight line, a goal.

 

 

 

 

 

  taken from Twilight of the Idols Friedrich Nietzche

39 Responses to “Quote of the life time”


  1. 1 jensen99 October 9, 2009 at 7:12 AM

    Err.. saya sangat tidak yakin Friedrich Nietzche itu orang yang bahagia.. 🙄

  2. 2 Ali Sastro October 9, 2009 at 2:16 PM

    saya harus memilih antara al-qur’an, bukunya bertrand russel dan the twilight of the idols beberapa hari lalu.

  3. 3 G3mbel October 9, 2009 at 3:49 PM

    @ Jensen99

    Err.. saya sangat tidak yakin Friedrich Nietzche itu orang yang bahagia..

    .

    Bahagia adalah sesuatu yang sangat subyektif, tergantung subyek yang mendefinisikan bahagia itu apa dan bagaimana.

    .

    Kita bisa ambil contoh. Apa makna kebahagiaaan bagi orang yang kehausan?, apa makna kebahagiaan bagi seorang buruh pabrik?, apa makna kebahagiaan bagi seorang ibu rumah tangga ?, apa makna kebahagiaan bagi orang yang telah memiliki uang milyaran dolar ? apa makna kebahagiaan bagi seorang seniman atau saintis ?, apa makna kebahagiaan bagi seorang pengemis ?, apa makna kebahagiaan bagi seorang pecinta yang ditolak cintannya oleh sang kekasih ? , dan sebagainya dan seterusnya.

    .

    Kebahagiaan itu terletak pada makna di balik satu keadaan , tapi bukan pada keadaan itu sendiri. Saya berani menjamin bahwa seseorang tidak akan mencapai suatu kebahagiaan final jika ia menempatkannya pada satu keadaan sebab keadaan itu sejatinya terus berubah selaras dengan hukum alam. Adakah sesuatu yang tidak berubah..? 🙄

    .

    Bisa apa kita terhadap seseorang yang kita kira bahagia jika ia sendiri mengakui bahwa ia justru sangat menderita. Dan bisa apa pula kita terhadap orang yang kita kira sangat menderita justru dia mengatakan bahwa ia sedang dalam suatu puncak kebahagiaan. 😛

    .

    Dalam hal ini Nietzche mendefinisikan kebahagiaannya :

    .

    Happiness : in the triumphant consciousness of power and victory

    .

    Dari definisi kebahagiaan ala Nietzche jelas terlihat bahwa ia menitik beratkan kebahagiaan itu pada kedigjayaan kesadaraan akan kekuatan dan kemenangan terhadap apapun dan bagaimanapun bentuk keadaannya. Demikianlah kebahagiaan ala Nietzche. 😛

    .

    Kalau saya boleh tau, versi kebahagiaan menurut bung Jensen itu apa dan bagaimana..?

    .

    *semoga bung Jensen berkenan menjawabnya*

  4. 4 islamiccounseling October 9, 2009 at 6:46 PM

    semua manusia pasti bahagia……

  5. 5 Lambang October 9, 2009 at 7:32 PM

    Formula ini sungguh-sungguh ambigu. 🙄

  6. 6 G3mbel October 9, 2009 at 7:36 PM

    @ lambang

    .

    Kalau boleh tau ambigunya sebelah mana mas…? 😀

  7. 7 jensen99 October 9, 2009 at 9:47 PM

    Mwahahaha, penjelasannya panjang sekali. 😆

    versi kebahagiaan menurut bung Jensen itu apa dan bagaimana..?

    Umm.. untuk saat ini, yang sudah didapat:
    -kebenaran akan Tuhan, spiritual world, and afterlife
    -beberapa komen untuk postingan terakhir
    -kok cuma itu ya? 🙄
    Yang masih menjadi target:
    -pacar baru
    -kerjaan tetap
    -tinggal di kota besar di Jawa
    jadi selebblog
    :mrgreen:

  8. 8 G3mbel October 9, 2009 at 10:41 PM

    @ Jansen99
    .

    Mwahahaha, penjelasannya panjang sekali. 😆

    .

    Mau yang paling pendek ada : kebahagian itu letaknya di hati wahai anakku :mrgreen: 😆
    .

    *garuk-garuk tanah* 😆

    .

    Yang masih menjadi target:
    -pacar baru
    -kerjaan tetap
    -tinggal di kota besar di Jawa
    -jadi selebblog

    .

    -pacar baru : weleh-weleh brarti dah bosen ama pacar lama ceritanye 😀 , kalau dah dapet pacar baru yakin nih bahagia..?

    .

    -kerjaan tetap : Oh sekarang brarti masih serabutan kerjanya ya..? lantas kalau dapet kerjaan tetap pasti bahagia gitu.. ? lha wong orang yang kerjaannya tetap aja banyak ngeluh sana sini.

    .

    -tinggal di kota besar jawa : lha bung ini gimana toh ..?, wong jowo aja banyak yang pindah ke pulau lain. katanya jawa udah sumpek

    .

    -jadi seleblog : maaf sekali kalau yang ini sepertinya tergantung tampang sama amal perbuatan :mrgreen: lebih saya gak usah komentari 😆

  9. 9 G3mbel October 10, 2009 at 12:45 AM

    @ Ali Sastro

    .

    Menurut hemat saya, ( ini sekedar masukan saja jangan terlalu di anggap serius ) 😆 :

    .

    Jika anda termasuk hamba yang teguh beriman dan mendambakan hidup tentram dan bahagia di bawah naungan ayat-ayat Allah saya sarankan anda memilih al-qur’an sebab al-qur’an itu firman Allah yang kandungan maknanya meliputi langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antaranya. Jadi cukup al-quran saja yang di jadikan pedoman karena segala sesuatu telah ada di dalam al-quran, selain darinya itu hanya ecek-ecek aja kok, percayalah ! 😉

    .

    Jika anda memiliki nalar yang kuat, penggiat moralitas paling militan serta memiliki nilai matematik yang bagus dan menganggap bahwa hidup itu sungguh terstruktur dan rasional , maka saya sarankan pilih Betrand Russel. 😀

    .

    Jika anda merasa diri amoral dan mengangap bahwa segala moralitas itu bulshit..! alias nonsense , merasa diri masih kappir , menganggap bahwa hidup itu sungguh tak rasional alias absurb tapi memiliki citra rasa khusus terhadap hidup, maka saya sarankan pilihlah karya2 Santo Nietzche . Tapi ingat dia itu atheist loh, kappir pula …! 👿 . Sependek yang saya tau karya-karya Nietzche itu khusus untuk orang dewasa (17++), jadi bagi mereka yang sekedar hoby filsafat atau pembelajar filsafat tahap mula saya sarankan jangan dech soalnya belum cukup umur . :mrgreen:

    .

    Demikianlah wejangan singkat dari saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. 😀

    .

    @ Islamiccounseling
    .

    semua manusia pasti bahagia……

    .

    amien ya Allah ya Rabbilalamin 😀

  10. 10 Zephyr October 10, 2009 at 6:40 AM

    … dalam kebahagiaan yang serba subjektif dan temporal, meski tak ada definisi pasti apa itu bahagia, karena bahagia konon hanya terletak dalam hati… sehingga bisa saja Nietzche, ia bahagia dalam ketidakbahagiaannya.

    (IMHO) mau membaca buku apapun, selama ada rasa ketertarikan untuk membaca dan mendapat “ilmu/manfaat” di dalamnya, atau meski hanya sekedar menjawab curiosity pikiran kita, atau justru kita bener-benar ingin menelaah / mencerap makna dari apa yang kita baca itu di perbolehkan. lalu apa sebenarnya tujuan kita? sekedar baca, sekedar tahu, paham… kemudian apa bisa di aplikasikan? jika pun kemudian kita mengadaptasi perilaku/pemikiran dari apa yang kita baca maka itu adalah hak tiap individu untuk menemukan irama kehidupannya.. 🙂

    *sok tahu :cool:*

  11. 11 lambrtz October 10, 2009 at 9:38 AM

    kebahagian itu letaknya di hati wahai anakku

    Kebahagiaan itu independen dari kondisi individual. Orang diamputasi bisa bahagia bisa sedih. CEO perusahaan terkemuka bisa bahagia bisa sedih. Agen rahasia tertangkap musuh dan disiksa habis-habisan bisa bahagia bisa sedih. Semua tergantung dia, pingin bahagia apa sedih. 😀

    Lagi stres.

  12. 13 Kurotsuchi October 10, 2009 at 11:08 AM

    formula of my happiness: sesekali di bangku cadangan, sering menjadi starting line-up, dan teramat sering mencetak gol…

    taken from somewhere in the the dark corner of my brain…

    kebahagiaan saya naik turun, pasang surut nggak jelas sama sekali. kadang A bikin saya seneng, dilain waktu bahkan dobel A pun tak bisa membikin saya seneng.

    mungkin bahagia versi saya adalah mendapatkan apa yang paling saya inginkan pada waktu itu…

    *meraba-raba kepala, kayaqnya benjol habis kejedot tembok*

  13. 14 G3mbel October 10, 2009 at 6:11 PM

    @ kurosuchi

    formula of my happiness: sesekali di bangku cadangan, sering menjadi starting line-up, dan teramat sering mencetak gol…

    .

    Kalau saya justru si formula itu seringkali di simpan di bangku cadangan bahkan dalam satu musim kompetisi pernah gak dimainkan samasekali. Seingat saya si formula itu baru di turunkan dua kali dalam ajang penting, sekelas champion ama world cup gitu. Saya pikir kalau pemain reguler saja dah mampu menang tak perlu lah si formula ini diturunkan, terlalu mahal !. Ya kalau tim terdesak hebat sampai ketinggalan 0-7 ya.. mau gak mau laaah harus di turunkan kalau gak di turunkan kan terancam keok . Kenapa saya selalu simpan si formula di bangku cadangan ? alasannya sederhana kok sebab si formula itu memiliki speed, power, strength,and style melampaui pemain yang ada maupun yang pernah ada, makanya terlalu mahal bung …! 😆

    .

    lhoo.. saya kok jadi ngomongin bola ini 🙄 , masih kepikiran ingin ngudeta Benitez karena gak punya formula 👿 😆

    .

    kebahagiaan saya naik turun, pasang surut nggak jelas sama sekali. Kadang A bikin saya seneng, dilain waktu bahkan dobel A pun tak bisa membikin saya seneng

    .

    lah seperti saya bilang di komen di atas kebahagiaan dan kesenangan itu beda tipis. Kalau kasus yang sampean alami itu masih dalam wilayah pleasure yang memang karakternya kayak gitu selalu naek turun. Kalau bahagia itu gak pernah turun, idealnya naek terus, minimal sama dengan posisi sebelumnya seringnya sih ketutup sama kesenangan .

    .

    .

    * eh saya tadi lagi ngomongin bola ya.. , semoga ntar malem Argentina bisa menang * 😀

  14. 15 G3mbel October 10, 2009 at 6:12 PM

    @ lambrtz
    .

    Semua tergantung dia, pingin bahagia apa sedih.

    .

    Ya betul, untuk bahagia itu gak perlu mikir rumit tinggal pilih dan langsung jalani saja 😀 . Menjadi bahagia itu tidak sesulit kayak java script, C++, atau Oracle. 😆

    .

    Lagi stres

    .

    Ini kenapa lagi kamu nak ? :mrgreen:
    jadi kamu lebih milih sedih ….?, ngapaian penyakit di pelihara lebih baik di buang aja..
    😆

  15. 16 G3mbel October 10, 2009 at 6:14 PM

    @ Zephyr

    .

    sehingga bisa saja Nietzche, ia bahagia dalam ketidakbahagiaannya

    .

    Setau saya bahagia itu satu entitas tunggal tidak sama dengan senang ( pleasure ) atau menderita ( suffering ) . Bahagia dalam ketidakbahagiaan sama dengan mendefinisikan happiness = suffering , ini kontradiktif dan mustahil terjadi dalam satu kondisi. Jadi hanya mungkin satu entitas saja yang muncul apakah itu happiness atau suffering .

    .

    Memang sepintas pleasure dan happines seolah sama padahal sama sekali berbeda . Pleasure itu terletak pada desire sedangkan happiness itu terletak pada passion yang posisinya berada di balik desire makanya para ABG kalau di tanya masalah cinta pasti jawabannya standar sebab itu wajar saja sebab mereka belum bisa membedakan antara desire dan passion . Terkecuali bagi orang yang sangat mempuni dalam ‘cinta’ karena pengalaman tentunya. :mrgreen:

    .

    Untuk lebih mudah coba cermati satu judul film The passion of Christ . Kenapa judulnya tidak The desire of Christ ? , sebab kalau judulnya demikian sama artinya kita menyamakan Cinta Yesus itu selevel dengan cinta para ABG . Dan ini satu pelecehan tentunya.

    .

    dah ah ntar kepanjangan dan melebar kemana-mana 😆 . Intinya happiness dan suffering itu mustahil terjadi dalam satu kondisi, itu aja 😛

    .
    .

    jika pun kemudian kita mengadaptasi perilaku/pemikiran dari apa yang kita baca maka itu adalah hak tiap individu untuk menemukan irama kehidupannya..

    .

    ya betul, irama kehidupan itu tidak harus sama. Itu soal selera saja, bagi mereka yang suka rock silahkan, bagi yang suka pop juga boleh, bagi yang suka keroncong, monggo saja, bagi suka klasik itu mantab dan bagi suka dangdut juga jangan malu malah harus bangga sebagai fans bang Haji 😆 . Perbedaan itu ada supaya tercipta harmoni kehidupan. 😀

    .
    .

    * halah panjang pisan saya jawabnya lebih panjang dari postingannya 😆 *

  16. 19 Frea October 11, 2009 at 7:23 PM

    formula of my happiness is : Melakukan semua yang saya bisa, bersyukur, dan ikhlas.
    *apa saya terlalu naif ya?*
    XD

  17. 20 g3mbel (gak login) October 12, 2009 at 4:25 AM

    @ Frea

    formula of my happiness is : Melakukan semua yang saya bisa, bersyukur, dan ikhlas

    .

    waaaw formula yang sungguh luar biasa 😯 , garuk-garuk kepala sampai saya tak tau harus ngomong apa , soalnya bahasan saya adalah tentang kebahagiaan terminologi sekuler yang rada miring ke atheism , sementara formula yang anda sodorkan adalah dalam terminologi agama yang sepertinya lebih condong ke islamic concept :mrgreen:

    .

    tapi bolehlah saya coba tanggapi semampu saya berbekal dulu waktu kecil saya pernah ngaji ke pak ustad sama pak kyai di kampung halaman . 😀

    .

    ntar yah saya mau pake kopiah sama sorban dulu :mrgeen:

    .

    Ehem..ehem, begini formula yang dikemukakan oleh anda itu bisa dikatakan sangat perfect , seandainya seluruh kaum muslim faham benar makna dari syukur , ikhlas , serta ikhtiar ( berusaha semampunya ) lantas mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, saya dengan haqqul yakin segala permasalahan, baik itu ringan atau maha berat sekalipun, bukan masalah lagi bahkan nantinya justru berubah menjadi karunia yang teramat besar.

    .

    Ujung-ujungnya balik lagi ke hal yang paling mendasar : ikhtiar, ikhlas serta syukur itu apa dan bagaimana ..?

    .

    Sependek pengetahuan saya hal yang paling pertama yang mesti dilakukan yaitu kenali dan fahami permasalan dengan benar sampai sedetil-detilnya sembari instropeksi/ mawas diri apakah permasalahan itu berasal dari luar, dari dalam diri atau dari kedua-duanya.

    .

    Setau saya pertama yang paling harus dicamkan adalah jangan pernah sekalipun mencari-cari kambing ijo (menyalahkan) karena pasti gak bakalan ketemu yang justru akan semakin memperuyam masalah. Nah setelah ditemukan titik terang, baru berikthiar sekuat tenaga dengan segala kemampuan yang ada. Tentunya kesabaran menjadi kunci yang paling utama selama berikhtiar.

    .

    Adapun hasil daripada ikhtiar itu membuahkan hasil maka ujung-ujungnya adalah bersyukur. Kalaupun akhirnya gagal ya bersabar sampai mencapai kesabaran yang sempurna sehingga berbuah keikhlasan yang berujung syukur yang sempurna itu muncul.

    .

    makanya pak Kyai bilang bahwa derajat orang yang pandai bersyukur itu selalu jauh lebih tinggi dari seorang penyabar manapun dan apapun dalam artian syukur yang didapat setelah sabar dan ikhlas.
    Selain dari yang ini, biasa hanya lip service belaka yang bisa jadi buah dari ketakutan dan kecemasan. 😀

    .

    nah buah dari syukur itu adalah kebahagiaan yang sesungguhnya.

    .

    Memang sih kalau dipikir-pikir pake logika sudah pasti mentok, kenapa orang yang di timpa persoalan maha berat kok ujung-ujungnya jadi bahagia …? 🙄 , jawabannya ada pada terminologi sekuler ala Santo Nietzche 😆

    .

    sekian dulu kotbahnya, wasalam.

    .

    .

    .
    .

    lepas kopiah, lepas sorban pake baju atheist lagi :mrgreen: 😆

  18. 21 alpicola October 12, 2009 at 6:39 AM

    to get a goal..we must walk trough yes and no….

  19. 22 mel October 12, 2009 at 6:40 AM

    a No is something that everybody avoid for but , A No will always show up when we want to get a Goal

  20. 23 G3mbel October 12, 2009 at 7:15 PM

    @ alpicola
    .

    to get a goal..we must walk trough yes and no….

    .

    yup, but first knows the goal, marked the goal, so we can start to walks.

    .

    @ mel

    a No is something that everybody avoid for but , A No will always show up when we want to get a Goal

    .

    but in this case YES is for something that everybody avoid ( dangerous things ) , and NO is for something that everybody realy wants ( safest things ) . after all clearly we’ll see the straight line. next step the goal !!! 😉

  21. 24 Ali Sastro October 13, 2009 at 2:49 AM

    @empublog

    Terima kasih wejangannya, bung. 😀

  22. 25 Frea October 13, 2009 at 7:36 AM

    hee~
    Saya ga pernah kepikiran sampai begitu sih ^^;
    Cuma menjalani apa yang ada, kalo ada halangan rintangan, mending di ikhlaskan, di syukuri, di ikhlaskan, sebab kalau enggak, nanti mangkel sendiri. Hidup kalo dibikin mangkel, jadinya terbuang sia-sia. Iya juga sih, punya saya ga nyambung sama topik yang cenderung ateis.
    ^^

  23. 26 G3mbel October 13, 2009 at 3:35 PM

    @ Frea

    .

    nyambung kok mbak hanya masalah sudut pandang aja, toh objek yang di bidik sama persis, malah konsep dari mbak jauh lebih sederhana.

  24. 27 illuminationis October 17, 2009 at 2:25 AM

    The formula of my happiness: a Yes, a No, a straight line, a goal.

    ^ I’d appreciate more explanation.

    atau… inikah penjelasannya? Happiness : in the triumphant consciousness of power and victory.

    kalo iya, kenapa?
    kalo tidak, kenapa?

  25. 28 jensen99 October 17, 2009 at 7:52 AM

    weleh-weleh brarti dah bosen ama pacar lama ceritanye 😀 , kalau dah dapet pacar baru yakin nih bahagia..?

    Tentu yakin. Saya pernah jauh lebih bahagia dibanding sekarang, saat masih punya pacar. BTW ceritanya sekarang jomblo. 😉

    lantas kalau dapet kerjaan tetap pasti bahagia gitu.. ? lha wong orang yang kerjaannya tetap aja banyak ngeluh sana sini.

    Yo, sekarang kerjanya cuma kuli bongkar muat. Tentu bahagia kalo kerja tetap. Keluhan orang lain tidak saya jadikan acuan. 😉

    lha bung ini gimana toh ..?, wong jowo aja banyak yang pindah ke pulau lain. katanya jawa udah sumpek

    Ini juga sama, keluhan orang lain bukan urusan saya. 😉

    maaf sekali kalau yang ini sepertinya tergantung tampang sama amal perbuatan :mrgreen:

    Sebenarnya sih tergantung popularitas blog dan kuantitas kopdar, IMO… 😛

  26. 29 G3mbel October 17, 2009 at 9:35 PM

    @ jensen99
    .

    BTW ceritanya sekarang jomblo. 😉

    .

    waah sama dunk bro 😛

    * bersulang pake holstein , cling.., cling.., cling. * 😆

    .

    BTW saya sarankan bung Jensen99 ikutan IJBS ( Ikatan Jomblo Bahagia Sejahtera ) gratis kok 😀

    Yo, sekarang kerjanya cuma kuli bongkar muat

    .

    tenang aja bro saya juga jadi kuli padang pasir kok, and jadi gembala unta pula ( side job ) 😀

  27. 30 G3mbel October 18, 2009 at 2:25 AM

    @ iluminationis
    .

    atau… inikah penjelasannya? Happiness : in the triumphant consciousness of power and victory.

    .

    sebetulnya penjelasannya sangat panjang mbak , saya juga cukup kesulitan darimana saya harus mulainya .
    .

    filsafat Nietzche ini saya pikir lebih bernuansa aplikatif ketimbang teoritis karena itulah saya suka. tapi saya tidak ngekor kok mbak 😆 cuma pas dalam perjalanan saja saya ketemu dengan Nietzhe ini, pas dilihat-lihat ada banyak kesepahaman, jadi saya pinjam aja konsepsinya sebab menyusun konsepsi dari nol makan waktu lama mbak hehe..he.. :mrgeen:

    .

    kalau emang mbak menginginkannya penjelasannya, saya akan coba jelaskan sekemampuan saya.

    .

    dalam hal ini Nietzche bertolak dari nihilistic concept yang menganggap bahwa segala sesuatu itu absurd dalam pengertian tidak bisa di nalar dan di persepsikan secara pasti. salahsatu implikasinya adalah penapian segala bentuk moralitas yang ada, terutama moralitas yang muncul sebagai akibat adanya agama dan segala sesuatu yang berhubungan dengan beliefs . konsep Nietzche tidak mengenal istilah baik dan buruk dalam prespektif umum, malahan Nietzche membuat tesisnya sendiri tentang baik dan buruk dalam prespektif nihilistik.
    .

    dan dia menggolongkan moralitas hanya dalam dua katagori saja; moralitas budak atau moralitas tuan. tentunya bagi seseorang yang dalam pikiran bawah sadarnya telah tertanam bentuk moralitas khas beliefs tentu akan tersentak karena moralitasnya justru berbenturan dengan konsep moralitas ala Nietzche . contoh nyatanya coba saja mbak lihat komentar mas Lambang di bagian atas para komentator. 😀
    .

    saya bisa faham kok kenapa beliau mengatakan formula kebahagiaan saya sunguh-sungguh ambigu. itu baru melihat definisi kebahagianya saja apalagi kalau mencermati pengertian moralitas budak dan tuan tentu beliau akan lebih terperanjat lagi. bukannya saya tidak tau konsepsi islam, saya tau konsepsi islam sejak dari orok sampai dewasa ini bahkan dari kecil saya dididik dengan nuansa islam yang sangat kental jadi kalau ada orang bertanya tentang konsepsi islam dan Nietzche sekaligus Insyaallah saya bisa menjelaskannya tanpa bercampur aduk dan saling tabrak sana sini. :mrgeen:
    .

    tapi sekarang saya kan sedang pake baju atheis nih ceritanya, jadi saya tanggalkan pakaian agamanya dulu. dan bagi saya sendiri pakaian hanyalah sebatas pakaian tak lebih . saya pake biar gak telanjang, kan malu kalau di lihat orang. oleh karena itulah orang banyak menilai saya ini gak konsisten. tapi terserahlah orang mau nilai apa. saya cuma ganti2 pakian aja. apalagi stok pakaian saya masih banyak sayang kan kalau gak di pakai
    😆
    .

    langsung saja ke persoalan pokok, secara sederhana moralitas tuan dan budak tersebut bisa rangkum sebagai berikut :
    .

    apa itu baik ..?
    .

    Apa yang baik bagi sang Tuan adalah perasaan jiwa yang tinggi, bangga, megah, agung, dan hal lain yang senada dengannya.
    Apa yang baik bagi sang Budak adalah apa yang damai, tenang, yang tidak merugikan, menaruh belas kasihan, dan lain sebagainya.

    .

    apa itu buruk …?
    .

    Apa yang buruk bagi Sang Tuan adalah apa yang berlaku umum, biasa, lazim, dan lumrah serta tak bernilai.
    Apa yang jahat dan buruk bagi Sang Budak adalah apa yang menonjol, melebihi kawanan, yang berbahaya, yang luar biasa, dan lain sebagainya

    .

    bertolak dari sinilah Nietzche menyusun seluruh konsepsinya.
    dalam terminonologinya tidak mengenal istilah dosa , sebab konsep dosa itu umumnya berasal dari agama yang disini secara tidak langsung jadi bagian dari salahsatu tipe moralitas ala Nietzche . moralitas agama masuk dalam katagori moralitas budak, yang cendurung terlalu banyak sisi buruknya ketimbang sisi baiknya. dengan catatan hal ini di pandang dari prespektif Nietzche.
    .

    kalau mbak ingin tau lebih banyak soal konsep moralitas, silahkan mbak obok-obok saja konten potingan bung Fertob, kebetulan beliau sangat mempuni dalam hal filsafat dan psikologi karena memang di sanalah spesifikasi keahlian beliau. tulisan definisi moralitas tuan dan budak pun saya comot dari blognya tanpa sepengatehauan. versi aslinya kan bahasa jerman yang kemudian di translate ke bahasa linggis. saya pikir akan ribet aja kalau pake yg aslinya. 😆
    .

    oke kita langsung ke inti persoalan.
    .

    seting goal konsepsi Nietzche sepertinya tak jauh beda dengan goal yang ada dalam gaya esoterik macam ajaran budha , baghavagita, sufisme , dan sejenisnya. Intinya kan pembebasan soul and spirit . malah kalau saya nilai konsepsi Nietzche jauh lebih realistis dan tepat sasaran. sebab Nietzche memulai segala sesuatunya dari paling dasar. justru saya menilai gaya esoteris itu terlalu utopis . sebagai contoh orang mempelajari dan mengamalkan ajaran sang budha seakan dia telah menjadi sang budha itu sendiri 😆
    .

    sebagai analoginya seperti anak sekolah dasar sudah berani mengecap materi pasca sarjana ( doctoral ) , kalau mampu ya gak masalah tapi kalau saya lihat2 lagi justru sebaliknya. Maka dari itu Nietzche mengkritik abis2 san kekristenan eropa pada masanya karena dia melihat sifat hipokrit luar biasa di sana.
    .

    kenapa nietzche berkeyakinan bahwa untuk mencapai pembebasan itu harus dengan kekuatan dan kehendak. karena dia tau jenjang tingkatan manusia itu dari mulai yang super kerdil sampai yang sebesar bak alam semesta.
    .

    Untuk lebih jelasnya silahkan mbak baca2 bukunya Nietzhe ‘will to Power” karena menurut saya disanalah titik berat konsepsi inti filsafat Nietzche.
    .

    Adapun kaitannya dengan masalah kebahagian Nietzche justru mendefinisikan kebahagiannya sejak dalam proses. dan tentunya menitik beratkan pada aspek kesadaran.
    dalam gaya esoterik pun di kenal bahwa sejatinya rasa sakit dan rasa nikmat itu hanyalah ilusi belaka yang bisa dienyahkan dengan kesadaran penuh. sepertinya dalam hal ini tidak beda jauh dengan konsepsi Nietzche.
    .

    Intinya kan kalau orang dah nyampe pembebasan sempurna di sanalah letak kebahagiaan yang sempurna.
    ah sepertinya ini sudah kepanjangan. ntar aja mbak kritisi hal-hal mana saja yang jadi sorotan utama.
    .
    .

    .
    .
    .
    sampai segini dulu aja, ntar bisa di sambung lagi. soalnya saya dah mulai ngantuk nih di sini sudah jam 2. 30 dinihari ketika tulisan ini di ketik sementara jam 8 pagi saya harus kuli. 😆

  28. 31 illuminationis October 18, 2009 at 6:40 PM

    wadoh, saya baca Nietzsche itu jaman dahulu kala, saat masih sibuk cari pencerahan di tumpukan buku filsafat. (padahal sekarang pun masih sibuk mencari) :mrgreen:
    .
    Singkat cerita, soal Will to Power dan Morality masih nyangkut di otak, tapi saya sudah lupa dia ribut apa tentang pembebasan. Lagipula dia tidak bisa membebaskan dirinya sendiri, jadi sebombastis apapun, tetap cuma mentok di teori hihihi…

  29. 32 G3mbel October 18, 2009 at 7:55 PM

    @ iluminationis
    .

    padahal sekarang pun masih sibuk mencari

    .

    emang pencerahan harus di cari gitu mbak …? 🙄

    .

    Lagipula dia tidak bisa membebaskan dirinya sendiri, jadi sebombastis apapun, tetap cuma mentok di teori hihihi…

    .

    Nietzchenya keburu gila mbak makanya gak lolos alias KO di jalan 🙂 , dia cuma sempet ngasih petunjuk pada will dan power lah harus sering2 diperhatikan. tapi sebelum dia wafat dia sempet berbisik ke kuping saya katanya 😆 ‘ tanyakanlah pada iluminationis pemilik blog gnothi se auton wahai cucuku ‘ :mrgreen:

    .
    .
    .

    *menunggu sangat penjelasannya*

  30. 33 illuminationis October 19, 2009 at 12:45 AM

    dicari pun belum tentu ketemu, apalagi ga dicari :mrgreen:
    .
    ada yang bilang, you can’t find it through seeking, but only a seeker could find it
    .
    atau, kalau menurut Herman Hesse, … Siddhartha describes it as “When someone is seeking… it happens quite easily that he only sees the thing that he is seeking; that he is unable to find anything, unable to absorb anything, because he is only thinking of the thing he is seeking, because he has a goal, because he is obsessed with his goal. Seeking means to have a goal; but finding means; to be free, to be receptive, to have no goal.” (Siddharta)
    .
    sudah bingung? :roll

  31. 34 G3mbel October 19, 2009 at 1:36 AM

    @ iluminationis
    .

    itu kayaknya aris essensi dah tau jawabannya mbak soalnya dia dah sampe stasi 9 stasi final , saya mah cuma ngikut dibelakangnya saja 😆

    .

    jadi mari sama2 kita tanya baginda yang mulia aris :mrgreen:

  32. 36 Lumiere October 20, 2009 at 9:43 AM

    you can’t find it through seeking, but only a seeker could find it

    .
    thats… deep.. 🙂


Leave a reply to Frea Cancel reply




jadwal pentas

October 2009
S M T W T F S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

jumlah kunjungan

  • 7,752 hits

tamu istimewa

  • None